DPRD DAN SELINGKUH

Cut Dian Satriani, yang sedang hamil tua, mengadukan seorang anggota Fraksi Demokrat DPRD Sumut, Jumat (17/2/2012). Demikian diberitakan Tribun Medan, Sabtu (18/2/2012).

Anggota Fraksi Demokrat itu bernama Megalia Agustina dan diadukan ke Ketua DPRD Sumut, Saleh Bangun.

Cut Dian menuduh Megalia berselingkuh dengan suaminya, Borkat Hasibuan SAg MSP, yang menjabat Direktur Eksekutif DPD Partai Demokrat Sumut.

Bahkan Cut yang didampingi ibundanya, Hj Hadijah, dan beberapa perwakilan organisasi perempuan seperti Perwanas, Forum Perempuan Sumut, sengaja menunda proses persalinan anak pertamanya dengan Borkat, untuk melaporkan kasus dugaan selingkuh suaminya.

"Ini memang sudah bulannya. Harusnya saya sudah opname, tapi karena saya ingin menyelesaikan masalah ini makanya saya kemari. Jadi saya minta tunda sama dokternya satu minggu ini," katanya sesaat sebelum menemui Saleh Bangun.
Kasus perselingkuhan antara anggota DPRD Sumut dari Fraksi Demokrat, Megalia Agustina dengan fungsionaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Sumut, Borkat Hasibuan semakin memanas. Terlebih, ketika Megalia Agustina melakukan pembantahan atas rumor perselingkuhan dirinya tersebut. Di sisi lain, Cut Dian Satriani, istri Borkat, membeberkan bukti-bukti hubungan terlarang antara suaminya dengan Megalia.

Bertempat di kediaman pasangan Megalia Agustina dan suaminya Muhammad Heri ST di Jalan Karya Kasih Nomor 1, Kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor, Medan, Megalia dan Heri memberikan keterangan kepada wartawan, Sabtu (18/2). Pasangan yang menikah 2008 ini menegaskan, semua rumor perselingkuhan tersebut tidak benar.
Megalia Agustina yang saat itu mengenakan pakaian warna putih dipadupadankan dengan jilbab cokelat muda, dengan penuh keyakinan menyatakan dirinya tidak memiliki hubungan spesial dengan Borkat Hasibuan.

Anggota Komisi E DPRD Sumut kelahiran 26 Juni 1986 tersebut, menuding ada orang yang berupaya melakukan pembunuhan karakter dan keinginan menghancurkan karir dan rumahtangganya.

Keterangan Megalia dibenarkan suaminya, Muhammad Heri dengan menunjukkan adanya layanan pesan singkat (Short Message Service/SMS), yang kerap mereka terima di ponsel pribadi mereka masing-masing. Menurut mereka, isi SMS tersebut sangat mengganggu kenyamanan mereka.

Berikut isi sms yang mereka terima dari ponsel bernomor 087869717126, tertanggal 16 Februari 2012 lalu (lihat grafis). Menurut Megalia, teror melalui SMS mereka terima hingga tiga kali sehari.

“Saya sudah pernah bertemu Cut Dian (istri Borkat) untuk mengklarifikasi masalah ini. Itu memang hanya sekali. Jadi, itu semuanya tidak benar. Dan saya tidak pernah menerima surat apapun sampai sekarang,” akunya.

Megalia juga membantah kalau dirinya sering pergi berdua dengan Borkat Hasibuan. "Saya tidak pernah berdua dengan dia (Borkat, Red), baik di kantor maupun kunjungan kerja ke daerah. Selalu ada orang lain. Saya hanya kerja saja. Tidak lebih,” tuturnya.

Megalia mengakui, dirinya sering bertemu Borkat dalam kegiatan partai bertajuk Parade Nusantara Partai Demokrat. Dalam kegiatan itu, Borkat menjadi ketua sedangkan Megalia sebagai bendahara. “Saya siap menjelaskan ke BKD,” tegasnya.

Ketika ditanya, mengapa dirinya tidak bersedia dikonfirmasi oleh Sumut Pos (JPNN Grup) melalui telepon seluler, Jum"at (17/2) lalu, Megalia berkilah ponselnya ketinggalan di rumah, sedangkan dirinya berada di Labuhan Batu.

“Semalam itu, ketinggalan handphone saya,” kilahnya.

Sedangkan Heri yang saat itu mengenakan kemeja warna hitam bergaris putih dengan duduk bersila, mengaku dirinya tidak merasa terganggu dengan SMS-SMS tersebut tersebut. “Saya tidak terancam dan terganggu. Saat saya telepon balik, nomor pengirim sms itu aktif, tapi tak pernah mau mengangkat,” jawabnya.

Heri juga tidak membantah pernyataanya pada pemberitaan media yang mempertanyakan, kebenaran berita itu. Pria bertubuh kurus tersebut hanya mengaku, saat memberikan keterangan pada media, ia tengah dalam kondisi emosi. "Iya, waktu itu saya lagi emosi karena banyak masalah. Jadi apa yang ditanyakan, saya iya kan saja,” akunya.
Kemarin, Megalia dan Heri pun sepakat tidak akan melakukan upaya hukum terkait masalah itu.

Dari pantauan Sumut Pos (JPNN Grup), di halaman rumah tersebut terparkir mobil Kijang Inova warna abu-abu, BK1673 JU. Sedangkan di sisi dalam rumah, di dinding rumah bercat kuning di ruang tamu rumah mereka, tidak satupun terlihat foto-foto mesra layaknya pasangan suami istri. Saat sejumlah wartawan mendengarkan penjelasan pasangan ini, seorang ibu yang diperkirakan orangtua dari Megalia keluar dari salah satu kamar. Namun dengan cekatan, Megalia meminta ibu tersebut kembali ke kamar.

Menyikapi bantahan pasangan Megalia Agustina dan Muhammad Heri, Cut Dian Satriani selaku pihak korban balik menyanggah. Perempuan yang tengah hamil sembilan bulan ini, membeberkan barang bukti yang dimilikinya. Diantaranya, rekaman pembicaraan saat ia bertemu Megalia 31 Mei 2011 lalu di Restaurant Pancake, Lantai Dasar Sun Plaza.
Dalam rekaman itu, Megalia mengakui dirinya sudah punya anak dan suami. Namun, bila Borkatnya yang sayang dengan dirinya (Megalia, red), mau bagaimana lagi?

Selain itu, Cut juga menunjukkan foto Megalia bersama putranya, serta Borkat di kediaman orangtua Megalia di Pematangsiantar. “Logikanya, perempuan bersuami dan laki-laki beristri berduaan, kalau tidak ada apa-apa kan tidak mungkin. Ada lagi foto ketika Borkat dan Megalia mengikuti rapat partai. Mereka selalu berdekatan. Jadi kalau dibantahnya, semakin seru dan memang ini yang saya inginkan,” tegasnya.

Bukti lainnya yang dibeberkan Cut Dian Satriani adalah Surat Perjanjian antara Borkat dan Cut Dian Satriani tertanggal 25 Agustus 2011. Surat itu berisi kesediaan Borkat tidak akan mengulangi perselingkuhan dengan Megalia Agustina. Kemudian ada juga, surat cinta Borkat kepada Megalia tertanggal 25 Oktober 2011 dan kwitansi pembelian tiket pesawat untuk Borkat dan Megalia dari counter tiket pesawat Trophy Tour.

“Saya sudah cukup sakit. Saya tinggal menggugat saja. Tapi dalam agama, wanita hamil tidak diperbolehkan bercerai. Kita lihat nanti petunjuk dari Allah,” ucap Cut bersedih.

Laporan yang dia buat terkait dugaan perselingkuhan tersebut telah ditembusankannya ke DPP Partai Demokrat. Rencananya, Senin (20/2) besok, Cut Dian Satriani akan melapor ke Badan Kehormatan Dewan di DPRD Sumut.

Dipaparkannya, sejak 5 Februari 2011 lalu, Borkat tidak pernah lagi pulang ke rumah dan mereka putus kontak.

Setelah melapor ke Ketua DPRD Sumut, Cut Dian Satriani sempat di-BBM-an dengan Muhammad Heri, suami Megalia Agustina. Heri mengajak Cut Dian bertemu dan meminta Cut menyadap pembicaraan antara Megalia dengan Borkat dengan imbalan Rp6 juta. Cut menolak karena masih ingin mempertahankan rumah tangganya.

“Apalagi suami saya punya jabatan di Demokrat. Kalau sekarang, saya tidak takut bercerai. Namun masih dalam masa hamil, jadi belum bisa,” ujarnya lagi.

Menurut Cut, dalam perbincangan itu Heri mengaku juga berupaya mempertahankan rumahtangganya. Meskipun menurut Heri, masalah seperti ini bukan yang pertama kali dialaminya. “Beberapa waktu lalu, Heri sudah mulai mengakui kalau dirinya susah tidur dalam beberapa hari ini, setelah laporan saya ke DPRD Sumut. Saya juga salut, Heri bisa punya semua data. Bahkan percakapan dengan Ketua BKD DPRD Sumut sebelumnya, Ristiawati, Heri juga punya,” beber Cut.

Ketua BKD DPRD Sumut, Mulkan Ritonga yang dikonfirmasi terkait masalah itu, mengaku belum menerima laporan, baik dari Ketua DPRD Sumut, Saleh Bangun maupun dari pihak pelapor.

Diterangkannya, setelah nantinya BKD DPRD Sumut menerima laporan tersebut, akan dilakukan pengkajian termasuk mengkonfirmasi semua pihak terkait.

Hasil laporan itu, nantinya akan diserahkan kepada pimpinan dewan dan akan dijadikan acuan menjatuhkan sanksi. "Yang memberikan sanksi itu pimpinan dewan, setelah ada pengkajian dan pembahasan di BKD," tegasnya.

Sementara Ketua DPP Partai Demokrat, Sutan Bathoegana memandang permasalahan ini sangat privasi. Meski demikian, DPP akan berkoordinasi dengan Ketua DPD Partai Demokrat Sumut. “Saya tidak bisa berkomentar banyak. Saya tidak tahu masalah saya baru dengar. Saya serahkan ke Ketua DPD Partai Demokrat Sumut, apalagi inikan masalah moral dan etika saja. Bisa jadi itu hanya isu dan cemburu pasangannya masing-masing saja,” ujarnya.

No comments:

Post a Comment